Thursday, 25 November 2010 13:49
KASIH SAYANG YANG TERANIAYA
Rasullah
SAW pernah bercerita, “ ada seorang wanita di siksa didalam api neraka
disebabkan oleh seekor kucing. Kucing yang mati karena disekap dan
tidak diberi makan dan juga tidak dilepas agar mencari makan sendiri”.
Wanita itu tidak membunuh akan tetapi ia telah menghalangi Si kucing
untuk mencari makan sendiri. Sekelumit makna kasih sayang yang
dilalaikan ternyata menghantar seseorang masuk api kedalam neraka. Pada
kesempatan yang berbeda Rasulullah juga mengingatkan "jangan engkau
meremehkan dosa sekecil apapun, barangkali dosa itulah yang akan
menghantarkanmu ke dalam neraka". Sahabatku, kisah yang tersebut adalah
kisah seorang wanita dengan kucing, tetapi perjalanan dan kisah hidup
tentu saja tidak terbatas hanya pada seorang wanita dan seekor kucing .
Kitapun punya banyak perjalanan kisah hidup dalam mengarungi bahtera
kehidupan ini. Dan kita tidak sendiri, bukan hanya dengan seekor kucing
akan tetapi kita dengan beragam makhluk Allah SWT. Dan banyak dari kita
ternyata tidak hanya sekelas wanita penyebab matinya si kucing dalam
kemampuan menganiaya.
Kita bisa sebagai Si Kaya yang tidak peduli dengan kehidupan Si Fakir hingga ia mati kelaparan, sementara dirumah kita banyak makanan yang terbuang.
Kita bisa sebagai Dokter, Perawat atau Pelayan kesehatan Rumah Sakit yang ogah-ogahan memberi pertolongan dan tindakan emergency kepada pasien yang tidak bisa memberi jawaban disaat ditanya siapa yang menanggung biayanya atau karena orang tersebut tidak beridentitas.
Kita juga bisa menjadi orang yang hanya melihat diri dan hawa nafsu saja yang layak untuk di hargai hingga begitu mudah menipu sesama tanpa pernah merasakan hal itu sebagai kesalahan , yang terpenting hal tersebut menguntungkan diri dan hawa nafsu kita.
Sahabatku,
Kasih sayang adalah kalimat yang amat indah, hanya yang disayangkan,
keindahan itu sering disembunyikan lalu dianiaya dibalik sebuah Yayasan
atau Program peduli sosisial dan kasih sayang. Dan memang Program dan
Yayasan kasih sayang adalah medan aniaya yang sungguh sangat
menjanjikan.
Seorang yang sedang
merasakan sakit, amat mudah untuk kita aniaya. Nilai kesehatan baginya
adalah segala-galanya hingga ia tidak berfikir lagi berapa uang yang
harus ia bayarkan demi kesehatannya. Seorang ibu yang melihat anaknya
merintih akan siap membayar berapa saja asal anaknya bisa segera
berhenti merintih. Anak-anak fakir-miskin dan yatim piatu yang hidup
dibawah naungan sebuah lembaga sosial mempunyai daya tarik tersendiri
bagi para peduli anak yatim dan fakir miskin. Hingga lembaga semacam ini
amat mudah mendapatkan bantuan dari sana-sini.
Akan
tetapi tempat yang mengundang kasih dan sayang itu juga bisa menjadi
lahan yang amat subur untuk aniaya. Ada yang memanfaatkan keberadaan
anak yatim dan fakir miskin hanya sebagai umpan penggalangan dana
pribadi. Pribadi yang tidak takut bahwa Allah SWT akan menyiksa kepada
siapapun yang aniaya . Ini hanyalah sekedar contoh sebuah program kasih
sayang bisa berubah menjadi medan pemusnah kasih sayang. Dan yang
terjadi dilapangan lebih banyak dari yang sekedar dijadikan contoh.
Allah
SWT mengingatkan agar kita senantiasa menjaga diri kita terlebih dahulu
sebelum orang lain dari terjerumus dalam penganiayaan. Disaat
penganiayaan terus terjadi baik terselubung ataupun terang-terangan,
maka marilah kita sebagai orang yang beriman kita harus berfikir dan
berusaha untuk melawan penganiayaan ini dengan berusaha agar kita tidak
menjadi pelakunya!
Sahabtku,
Pernahkah kita cermati perlakuan kita kepada seorang yang lemah, sakit
dan tertindas. Senyum yang tertebar di wajah seorang dokter saat
berpapasan dengan pasien dan yang mendampinginya adalah obat luka hati
yang dicekam kepanikan. Selembar uang yang terulurkan kepada Si Fakir
yang merintih menahan lapar atau sakit adalah penyejuk jiwa yang
tertekan oleh suasana yang menyelimutinya selama ini.
Maka
dari itu, jika kita yang tengah berkuasa marilah kita lihat rakyat
kita dengan hati. Jika kita para Hartawan marilah kita lihat para fakir
itu dengan hati. Jika kita para Dokter dan Pelayan kesehatan marilah
kita lihat para pasien dengan hati. Jika kita para Ustadz dan
Pembimbing, marilah kita lihat umat ini dengan hati. Jangan sampai kita
melihat mereka dengan rumus keberuntungan di dunia yang hanya akan
menjadikan kita terjerumus kepada "aniaya" yang memusnahkan "kasih
sayang".
Sadarilah bahwa kitapun bisa
sakit, fakir dan terjepit. Sadarilah bahwa keberuntungan yang
sesunggahnya adalah kelak disaat kita mengahadap Allah SWT ! Semoga
Allah SWT memberikan kepada kita kesadaran dan keinsyafan.
Wallahu a'lam bisshowab.
No comments:
Post a Comment